TANDA BACA
Berikut adalah macam-macam tanda baca beserta contohnya
A. Tanda
titik
1. Tanda
baca titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh :
a) Echa
sedang belajar matematika di ruang tamu.
b) Paman
menanam jagung di sawah.
c) Hari
ini adik tidak berangkat ke sekolah.
d) Dua
hari yang lalu gitar Arif rusak.
e) Irfan
pernah bekerja di sebuah lembaga kursus komputer di Gebog.
2. Tanda
baca titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar,
atau daftar.
Contoh :
a) B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian pendidikan?
2. Mengapa
pendidikan penting bagi setiap manusia?
b) Macam-macam
Metode Membaca
1.
Metode dasar
2.
Metode menengah
3.
Metode lanjutan
c) III.
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
d) F.
Kajian Teori
1. Keterampilan Menulis
Bahasa Indonesia
a.
Menulis sebagai salah
satu keterampilan berbahasa
b.
Langkah-langkah dalam
keterampilan menulis
e) G.
Rencana dan Prosedur Penelitian
1.
Setting Penelitian
2.
Desain Penelitian
3. Tanda
baca titik dipakai memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu.
Contoh :
a) 12.12.01
jam (12 jam, 12 menit, 01 detik)
b) 6.56.43
jam (6 jam, 56 menit, 43 detik)
c) 0.32.14
jam (32 menit, 14 detik)
d) 8.16.17
jam (8 jam, 16 menit, 17 detik)
e) 5.22.33
jam (5 jam, 22 menit, 33 detik)
4. Tanda
baca titik dipakai memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya.
Contoh :
a) Rumahku
berjarak 2.000 meter dari kampus UMK.
b) Ternyata
ada lebih dari 3.500 karya yang diterima panitia di Jakarta.
c) Bencana
banjir itu menewaskan 6.000 orang.
d) Kapal
itu membawa penumpang sebanyak 1.000 orang.
e) Diperkirakan
korban tsunami mencapai 500.000 jiwa melayang.
5. Tanda
baca titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh :
a) Pak
Rozaq lahir pada tahun 1966
b) Pada
tahun 2004 terjadi tsunami di Aceh
c) Nomor
Telepon 085627123498
d) Andi
mendapat nomor urut 56894
e) Sejak
tahun 2012 Anisa tinggal sebatang kara.
6. Tanda
baca titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainnya.
Contoh :
a) Tukang
Bubur Naik Haji
b) Bidadari
Surgaku
c) Air
Mata Ibu
d) Jika
Jodoh Pasti Bertemu
e)
Karakteristik Perkembangan Pola Bahasa Anak
Karakteristik Perkembangan Pola Bahasa Anak
NO
|
Nama Siswa
|
Perkembangan Pola
Bahasa Anak
|
Keterangan
|
|||
Menyimak
|
Berbicara
|
Membaca
|
Menulis
|
|||
1.
|
||||||
2.
|
7. Tanda
baca titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengiriman dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Contoh :
a) Jalan
Arif Pambudi 39
Kudus
14 April 2013
b) Yth.
Sdr. Sulistyowati
Jalan Subhan Akbar 13
Bandung
c) Yth.
Mira Andriani
Jalan Danau Poso 67
Jakarta
d) Yth.
Kepala Sekolah SD 2
Klumpit
Di Kudus
e) Pengirim
: Retsa Insantia Rosadania
Jalan Banyu Bening km. 09
Klumpit, Gebog, Kudus 59353
Jawa Tengah
B.
Tanda
koma
1. Tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam satu perincian atau pembilangan.
Contoh :
a) Entah
kenapa dia begitu benci dengan hari senin, selasa, dan rabu.
b) Tumbuhan
dapat dikembangbiakkan dengan setek, cangkok, dan runduk.
c) Irfan
membantu istrinya mencuci piring, mencuci baju, dan membersihkan kamar mandi.
d) Adi
tidak suka dengan warna merah, putih, dan hitam.
e) Tanaman
mangga, jeruk, dan rambutan berkembangbiak dengan biji.
2. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului kata seperti, tetapi, atau melainkan.
Contoh :
a) Aku
tidak ingin hal ini terjadi, tetapi takdir berkata lain.
b) Cinta
sejatimu bukanlah dia, melainkan aku.
c) Kamu
adalah apa yang selalu aku tulis, tetapi aku adalah apa yang tidak pernah kamu
baca.
d) Aku
ingin kamu tahu, tetapi aku takut mengatakannya.
e) Dia
bukanlah kakak saya, melainkan sepupu saya.
3. a.
tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
a) Kalau
besok saya mendapat sepeda baru, saya akan sangat senang sekali.
b) Karena
hujan lebat, saya terpaksa tidak berangkat sekolah.
c) Kalau
saya mendapat kesempatan kedua, saya tidak akan menyia-nyiakannya.
d) Ketika
Pak Suryo mengetahui bahwa Bu Tia berkhianat, ia sangat marah.
e) Setelah
Mutia dewasa, ia menikah dengan Teuku Umar.
b. Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi
induk kalimatnya.
Contoh :
a) Saya
akan sangat senang sekali kalau besok saya mendapat sepeda baru.
b) Saya
terpaksa tidak berangkat sekolah karena hujan lebat.
c) Saya
tidak akan menyia-nyiakannya kalau saya mendapat kesempatan kedua.
d) Dia
sangat marah ketika Pak Suryo mengetahui bahwa Bu Tia berkhianat.
e) Ia
menikah dengan Teuku Umar setelah Mutia dewasa.
4. Tanda
koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu, dan akan tetapi.
Contoh :
a) ...Oleh
karena itu, kejarlah impianmu selagi masih muda.
b) ...Jadi,
cinta itu tak harus memiliki.
c) ...Lagi
pula, dia sudah punya penggantinya.
d) ...Meskipun
begitu, aku tetap mencintainya.
e) ...Akan
tetapi, hidup ini harus tetap berjalan.
5. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata
yang lain terdapat di dalam kalimat.
Contoh :
a) Aduh,
pulsaku habis.
b) Kasihan,
dia terjebak dalam cinta segitiga.
c) Wah,
beruntung sekali bapak itu.
d) Hati-hati,
ya, di jalan rawan kecelakaan.
e) O,
jadi seperti ini?
6. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kaimat.
Contoh :
a) Kata
Dwi, “Tidak seharusnya aku menunggu.”
b) Kata
Ely, “Hari ini aku sangat cantik.”
c) Kata
Leni, “Jalani hidup ini seperti air mengalir.’
d) “Jodoh
itu pasti akan bertemu,” Kata Yuli, “Karena tulang rusuk tak akan pernah
tertukar.”
e) “Air
itu memang menyejukkan,” Kata Ana, “Karena diambil langsung dari pegunungan.
7. Tanda
koma dipakai di antara (i) nama dan lamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh :
a) Jakarta,
Indonesia
b) Sdr.
Subarjo, Jalan Banyu Biru 3, Bandung
c) Mayong,
30 Maret 2002
d) Kudus,
16 Januari 2012
e) Klumpit,
Gebog, Kudus
8. Tanda
koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Contoh :
a) Rosadania,
Retsa Insantia. 1994. Sepucuk Angpao
Putih. Surabaya: PT Angkasa Raya.
b) Muawwanah,
Wana. 1994. Jika Harus Berpisah. Bandung:
Pustaka Indah.
c) Prayitno,
Akhmad Edy. 1992. Cinderella.
Jakarta: Kencana Jaya.
d) Nurlita,
Putri Sandra. 1994. Kisah Gitar Hitam.
Yogyakarta: Balai Semesta.
e) Yanto,
Arif Noor. 1994. Malaikat Dunia.
Semarang : Utama Offset.
9. Tanda
koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh :
a) Sudarsih,
Pengaruh Makanan Bergizi, (Jakarta, Trisatya, 1998) halaman 2.
b) Rahmatika
Amalia, Substansi Ilmu Islam, (Surabaya, Budijaya, 2001), halaman 237.
c) Santi
Wulandari, Materi Bahasa Indonesia, (Semarang, Agung Jaya, 1999), halaman 17.
d) Ahmad
Subarjo, Mahir Bahasa Indonesia, (Jakarta, Budijaya, 2001), halaman 4.
e) Siti
Badriah, Pendidikan Pancasila, (Surabaya, Trisatya, 2005), halaman 2.
10. Tanda
koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh :
a) Retsa
Insantia Rosadania, S.Pd, M.Pd
b) Muawwanah,
S.E
c) Akhmad
Edy P, M.Ag
d) dr.
Putri Sandra N, M.Si.Med, Sp.S
e) dr.
Arif Noor Y, Sp.PD
11. Tanda
koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dalam angka.
Contoh :
a) 18,7
m
b) 13,5
km
c) 11,9
m
d) Rp
14,40
e) Rp
17,50
12. Tanda
koma dipakai untuk mengapit keterangan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh :
a) Ia
masuk kampung, keluar kampung, tetapi tiada berita di mana anak gadisnya
berada.
b) Anak
itu melepas topinya, membungkuk menghormat, dan berkata malu-malu.
c) Adikku
tersayang, bernama Nanda, sekarang sudah kelas VI.
d) Menurut
rencana, saya akan mengikuti banyak kegiatan di UKM UMK, yaitu: Broadcasting,
NingNong, KSR, dan Sekam.
e) Kemarin
sore pada pukul 16.00 WIB di lapangan, saya mendengar bahwa orang tuanya tidak
sanggup membiayai sekolahnya Beni, Beni tidak bersekolah.
13. Tanda
koma dipakai – untuk menghindari salah baca – di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh :
a) Lebih-lebih
jika purnama, bulan bersinar sangat terang.
b) Dengan
bantuan sinar matahari, tumbuhan hijau mampu berfotosintesis.
c) Dalam
menjalankan bisnisnya, dimulai dari hobinya membaca ketika masih duduk di
bangku SMP.
d) Untuk
membahas suatu topik dengan baik, diperlukan adanya bahan-bahan yang memadai.
e) Dalam
membuat karangan, seorang penulis tidak boleh dan tidak dapat menurut kehendak
sendiri.
14. Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian yang lain
mengiringinya dengan kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengam tanda
tanya atau tanda seru.
Contoh :
a) “Ayo
teman-teman, ikuti gerakan yang saya contohkan!” kata Retsa.
b) “Sejak
kapan kamu suka membaca novel?” tanya Wana.
c) “Kenapa
harus sekarang bu?” tanya Arif.
d) “Dari
mana kamu tahu?” tanya Edy.
e) “Eca...tunggu
aku!” kata Putri.
C.
Tanda
Titik Koma (;)
1. Tanda
titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Contoh :
a) Perut
sudah sangat lapar;sampai sekarang makanan belum datang juga.
b) Di
dunia ini ada dua jenis kelamin;jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin
perempuan.
c) Umur
sudah semakin bertambah;anak belum datang mejenguk juga.
d) Gubug
ini sudah tak tegak lagi;bantuan masih belum terkumpul dari warga.
e) Makan
sudah tujuh porsi setiap hari; badan masih kurus saja.
2. Tanda
titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh :
a) Irfan
mengaduk adonan kue; saya sendiri membuat jus alpukat.
b) Nanda
membaca koran Merdeka; Kak Sarah membersihkan kolam di belakang rumah.
c) Adit
sibuk memperbaiki sepedanya yang rusak; Ois menonton tv acara kesukaannya.
d) Rachel
bermain ayunan; Irul sibuk menyelesaikan tugas kuliahnya.
e) Pak
Barjo sibuk melayani pelanggan-pelanggannya di toko; Bu Sulis asyik bermain
dengan putri bungsunya.
D.
Tanda
Titik Dua (:)
1. a.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pertanyaan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
Contoh :
a) Bahan
yang digunakan dalam pembuatan klepon yaitu: tepung, gula merah, gula putih,
pewarna, dan kelapa parut.
b) Anak
laki-laki yang aneh itu sangat menyukai warna-warna terang, seperti: meranh
muda, kuning dan jingga.
c) Saat
duduk di bangku SMA saya sangat menyukai pelajaran ilmu sosial, seperti:
sejarah, sosiologi, ekonomi, dan geografi.
d) Barang
yang harus ada saat melakukan kegiatan pendakian gunung adalah: jaket dan air
putih.
e) Tipe
laki-laki idaman baginya adalah: pintar, tampan, mapan, dan penuh kharisma.
b. Tanda titik dua
tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pertanyaan.
Contoh :
a) Saya
mempunyai rumah baru di daerah Tebet, Pulo Gadung, dan Godoan.
b) Ketiga
anak saya sekarang kuliah di UMK, STAIN, dan Unisnu.
c) Hal
yang paling saya tidak suka saat naik bus umum adalah panas, sesak, dan kotor.
d) Kita
hanya membutuhkan tali, kain, dan gunting.
e) Kita
diberi kesempatan hanya boleh melewati jalur utara, selatan, dan barat saja.
2. Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh :
a) Laporan
Hasil Pengamatan
A. Hal
yang diamati : Keaktifan belajar
siswa
B. Waktu
pengamatan : Minggu, 2 Desember 2013
b) Nama
lengkap : Rasti Anggi
Tempat dan tanggal
lahir : Kudus, 15 Desember 2013
Kebangsaan : Indonesia
c) Pemimpin
diskusi bertugas:
a. Membuka
dan menutup diskusi.
b. Menjadi
motor penggerak dalam diskusi.
c. Menanggapi
semua pendapat peserta.
d. Membuat
rangkuman pembicaraan.
d) Anggota
ASEAN terdiri atas sepuluh negara, yaitu :
1. Indonesia
2. Malaysia
3. Filipina
4. Thailand
5. Singapura
6. Brunei
Darussalam
7. Vietnam
8. Myanmar
9. Laos
10. Kamboja
e) Karya
: Retsa Insantia Rosadania
3. Tanda
titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh :
a) Anak
Buah : “Maaf, Tuan. Ada berita
penting yang harus saya laporkan.”
b) Siska :”Ah, kamu ini ada-ada
saja...”
c) Andi :”Bagaimana kalau kita
pilih Sinta, Tita, dan Gani?”
d) Sofi :”Apakah tempat yang akan
kita kunjungi sudah ditentukan?”
e) Rani :”Silakan teman-teman
mengusulkan tempat yang akan kita kunjungi nanti.”
4. Tanda
titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman, (ii) di antara bab
dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan,
serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh :
a) Surat
Al-Baqarah : 11
b) Iffa,
Ananda. 2009. Sedih Tiada Tara. Semarang:
PT Sedekah.
c)
Metode
dan Aneka Teknik Analisi Data: Materi Bahasa Indonesia.
d)
Tempo, III( 2013), 12:2
e)
Al-Maidah : 45
E. Tanda Hubung
1. Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian barisnya.
Contoh :
a) Jalur
yang akan dilewati yaitu menyusuri jalan tol Merayu. Sampai di pin-
tu gerbang tol Kebun
Jeruk, perjalanan diteruskan ke Tomang.
b) Listrik
adalah sumber energi yang sangat penting. Dengan listrik, kehidu-
pan menjadi lebih mudah
dan nyaman.
c) Biasanya
orang-orang yang habis bekerja berat membutuhkan ma-
kan yang lebih banyak.
d) Meski
berdesakan dari tadi pagi, mereka tetap sabar menunggu giliran un-
tuk menyaksikan Kudus
Expo.
e) Mars
adalah planet kecil dengan diameter setengah diameter Bumi dan mas-
sa sepuluh persen massa
bumi.
Suku kata yang berupa
satu huruf (vokal) tidak boleh dipisah baris, baik di awal ataupun di ujung
baris.
Contoh :
a) Isi
surat resmi berkaitan dengan hal-hal yang menggambarkan suasan-
a keformalan.
b) Sekembalinya
ke Kudus, Rafa tinggal bersama keluarganya yang dul-
u sempat ditinggalkan.
c) Pada
suatu waktu seorang pemuda bernama Edy datang hendak menamp-
ar orang yang ada di
rumah itu.
d) Biaya
perawatan jalan kereta api juga lebih murah daripada jalan ray-
a.
e) Di Pulau Kalimantan sebagian besar daerahnya
masih tertutup hutan da-
n rawa-rawa
serta memiliki sungai besar.
2. Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakang atau akhiran dengan
bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contoh :
a) Bulan
tidak termasuk bintang karena tidak memancar-
Kan sinar sendiri.
b) Dengan
pancaran sinarnya, matahari akan memulai perjalanannya yang me-
nyilaukan di sepanjang
angkasa.
c) Mereka
memeriksa tekanan darah, menyuntik, memberi obat, dan juga me-
masang infus.
d) Teman-teman
kita dari kelas E yang ikut bertanding di olimpiade ini, ber-
hasil melewati beberapa
seleksi.
e) Makin
banyak barang yang dibeli oleh kita, makin banyak uang yang dikeluar-
kan untuk
membayarnya.
Khusus untuk akhiran –
i yang berupa satu huruf (vokal) tidak boleh dipisah baris.
Contoh :
a) Sejak
kemarin, pertempuran antara kedua kerajaaan tidak dapat dihindar-
i.
b) Arif pulang terlebih dahulu sebelum bel
tanda pulang sekolah berbuny-
i.
c) Berdasarkan pemantauan, sejak pagi tadi,
ribuan pendaftar memadat-
i Planetarium
Jakarta.
d) Kau sangat baik, menerima tanpa meminta,
tapi aku tak pernah menyadar-
i.
e) Sekarang dia hanya bisa meratapi nasib,
setelah sekian lama kau hianat-
i.
3. Tanda
hubung menyambungkan unsur-unsur kata ulang.
Contoh :
a)
Teman-teman
b)
Habis-habisan
c)
Tiba-tiba
d) Tiap-tiap
e)
Kecil-kecilan
Jangan menggunakan
angka 2 untuk kata ulang.
Contoh :
Murid2 Besan2
Tamu2 Masing2
Besar2an
4. Tanda
hubung menyambungkan huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal,
bulan, tahun.
Contoh :
a) C-i-n-t-a
b) A-n-g-g-o-t-a
c) 30-3-1994
d) 7-1-1994
e) 12-12-2012
5. Tanda
hubung dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan,
dan (ii) penghilang bagian kelompok kata.
Contoh :
a) Ter-eliminasi
b) Ber-empati
c) Tiga
puluh-delapan ribuan (30 8000)
d) Tujuh
puluh-enam ribuan (70 6000)
e) Perundang-undangan
6. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, dan (iv)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, serta (v) nama jabatan
rangkap.
Contoh :
a) se-Karisedenan
Pati
b) Ulang
tahun ke-17
c) Sekitar
100-an
d) Ingin
diajak kemana-mana, tapi belum ada STNK-nya.
e) Sinar-ɤ
7. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Contoh :
a)
me-launching
b) me-recycle
c) di-retweet
d) me-refresh
e) Entertainment-nya
F.
Tanda
Pisah ( - … - )
1.
Tanda
pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan di luar
bangunan kalimat.
Contoh
:
a)
Kakak
Putri-Wana-belajar bersama di rumah Retsa.
b)
Kain
batik itu-saya yakin harganya murah-jika dibeli dari pasar.
c)
Kualitas
pendidikan itu-sangat berpengaruh-terhadap prestasi siswa.
d)
Cita-cita
itu-saya yain akan tercapai-jika diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
e)
Setiap
buah itu-mempunyai manfaat yang berbeda-beda-tehadap kesehatan tubuh manusia.
2.
Tanda
pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh
:
a)
Para
anggota pramuka-laki-laki dan perempuan- berkumpul untuk apel pagi di lapangan.
b)
Negara
Indonesia memiliki keragaman –suku bangsa dan budaya- yang tersebar dari sabang
sampai merauke.
c)
Rokok
memiliki pengaruh –positif dan negatif- terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
d)
Berita
tentang pembuangan bayi-alangkah sadisnya- di tempat sampah menimbulkan
kemarahan kaum ibu.
e)
Pembentangan
system informasi kebudayaan kemarin- yang diprakarsai Dirjen Kebudayaan-
dinilai sangat menarik dan patut didukung.
3.
Tanda
pisah dipakai di antara dua bilangan atau tunggal dengan arti ‘sampai’
Contoh
:
a)
Kami
terjebak kemacetan di Cianjur ketika menempuh perjalanan Jakarta-Bandung minggu
lalu.
b)
Pada
bulan Januari-Maret sebagian besar karyawan sibuk dengan kegiatan pembuatan
laporan akhir tahun anggaran.
c)
Majalah
Ummi selalu diterbitkan tiap bulan Agustus-Desember
d)
Para
jamaah majlis Rasulullah yang hadir hari ini sekitar ribuan-jutaan jiwa
e)
Majlis
dzikir dan sholawat selalu dilaksanakan secara rutin di masjid Baiturrahman
tiap malam kamis-senin
G.
Tanda
Elipsis ( ... )
Tanda elipsis (titik-titik) yang dilambangkan dengan tiga titik ( …
) dipakai untuk menyatakan hal-hal berikut :
1.
Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat terputus-putus.
Contoh
:
a)
O…seperti
ini yang kamu tanyakan
b)
Hemm…lezat
sekali burger buatanmu
c)
Hemm…jangan
khawatir sahabatku, Aku tidak akan melupakanmu
d)
Kalau
begitu….Saya akan berusaha sebaik mungkin
e)
Jadi…Saya
harus bagaimana?
2.
Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Contoh
:
a)
Negara
Indonesia terbentang luas dari…..sampai….sehingga memiliki keragaman suku
bangsa dan budaya.
b)
Berbeda-beda
tetapi tetap satu jua adalah arti dari….. dan dilambangkan oleh….
c)
Arti
dari kata Panca adalah…..sedangkan kata Sila adalah….
d)
Aspek
keterampilan berbahasa ada berapa….jelaskan….
e)
Lagu
satu nusa satu bangsa merupakan…..negara Indonesia
H.
Tanda
Tanya (?)
1.
Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh:
a)
Siapa
nama lengkapmu?
b)
Motivasi
apa yang membuat anda tertarik memilih jurusan PGSD?
c)
Jam
berapakah sekarang?
d)
Dimana
kamu membeli buku itu?
e)
Kapan
majalah Al-Kisah akan diterbitkan?
2.
Tanda
tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disanksikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
a)
Sekarang
pukul 08.00 WIB (?).
b)
Indonesia
sudah merdeka (?).
c)
Kedalaman
sumur itu 8 meter (?).
d)
Mobilnya
seharga satu milyar (?) dicuri.
e)
Laptopnya
murah (?).
I.
Tanda
Seru (!)
Dipakai sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, ataupun rasa emosi yang
kuat.
Contoh:
a)
Dilarang
membuat sampah sembarangan!
b)
Subhanallah!
Betapa indahnya ciptaan-Mu.
c)
Astaghfirullah!
Bukuku ketinggalan.
d)
Bebas!
e)
Alangkah
cerdasnya anak itu!
J.
Tanda
Kurung ((…))
1. Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
a) Bagian
Keuangan menyususn anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
b) Anak
itu tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk).
c) Dia
tidak membawa SIM (Surat Izin Mengemudi).
d) Bagian
Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan).
e) Yusuf
menyukai pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) terutama tentang Biologi.
2. Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh:
a) Satelit
Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit
domestik di Indonesia.
b) Sajak
Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada
tahun 1962.
c) Keterangan
itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
d) Pada
gambar itu (lihat gambar GB.1.1) membuktikan bahwa di Indonesia masih banyak
terjadi kemiskinan.
3. Tanda
kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh:
a) Kata
cocaine diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kokain(a).
b) Pejalan
kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.
4. Tanda
kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
a) Bauran
pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (d)
promosi.
b) Dia
harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2)
ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.
K. Tanda
petik (“…”)
1. Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain.
Contoh:
a) Terjemahan
Quran Surat Al Maun ayat 5 yang berbunyi, “(yaitu) orang-orang yang lalai dari
sholatnya”.
b) “Berani
kamu menentang saya, ibumu...?” tanya Mak Enog.
c) “Bagaimana
kamu akan menolongnya, Tia?” ayahnya bertanya.
d) “Apa
kamu benar-benar jujur?” tanya Kuntil.
e) Bab
II UUD Pasal 6 yang semula berbunyi “Presiden ialah orang Indonesia yang
beragama Islam” diubah menjadi “Presiden ialah orang Indonesia asli”.
2. Tanda
petik mengapit syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh:
a) Buku
materi bahasa Indonesia yang berjudul “Menuju Kemahiran Berbahasa Indonesia”
adalah buku pegangan yang pas untuk mahasiswa PGSD.
b) Karangan
Retsa Insantia Rosadania yang berjudul “Mengalir Bersama Air” diterbitkan dalam
koran Suara Merdeka.
c) Puisi
yang berjudul “Ibuku Kartiniku” dimuat pada halaman 30 di koran Tempo.
d) Pada
halaman pertama dalam buku Bahasa
Indonesia Kita Bisa terdapat tabel “Karakteristik Pemahaman Membaca”.
e) Pantun
yang berjudul “Buah Delima” terdapat dalam buku Bahasa Indonesia kelas 1
halaman 15.
3. Tanda
petik mengapit istilah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Contoh:
a) Ia
memakai pakaian ketat yang dikalangan anak muda dikenal dengan nama
“jungkis”.
b) Pada
setiap jalan di kota-kota ada “traffic light” atau disebut lampu lalu lintas.
c) Jangan
betapa besar mimpi kalian, tapi betapa besar ikhtiar kita untuk meraih mimpi
itu, “manjadda wa jada”.
d) Hilangkan
rasa “minder” kepada Allah, karena Dia-lah yang berhak menyatakan baik atau
buruk.
e) Semoga
seminar ini bisa menjadi “starting point” bagi mahasiswa UMK untuk terus maju
dan sukses meraih prestasi.
4. Tanda
petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh:
a) Kata
Ibu Dias, “Ca, sudah makan dulu sana.”
b) Kata
Shinta, “Memangnya kau ini siapa?”
c) Kata
Malika, “dari mana saja kau selama ini, Wahyu?”
d) Kata
Reza, “Apa kau tak sadar, hah?”
e) Kata
Fani, “Coba kau rasakan ini!”
5. Tanda
baca atau penutup kalimat atau bagian kalimat di tempat belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
a) Rambutnya
yang gondrong itu membuat dia sering dipanggil dengan julukan “Si gondrong”.
b) karena
mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi dan, mereka mendapat sebutan “tim
independen”.
c) Dalam
waktu pemilihan kepala desa, para calon tersebut di bantu dengan tim suksesnya
yang biasa disebut “gapit”.
d) Tahun
ini dia akan bergabung dengan dua legenda balap motor Australia, Wayne Gardner
dan Mick Doohan, untuk melakukan “Lap of
Honour”.
e) Beliau
mendapat julukan “As-Shiddiq” karena selalu berkata jujur pada setiap
perangainya.
L.
Tanda
Petik Tunggal (‘…’)
1. Tanda
petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
a) Tanya
Basri, “Kau dengar bunyi ‘krinng-kring’ tadi?”
b) “Waktu
kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa
letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
c) Kata
Tia, “ketika Farhan masuk gua mendengar suara ‘nguik-nguik’, mungkin itu suara
seekor kera.”
d) “Pada
saat hujan turun, diatas genteng rumah terdengar bunyi ‘tik..tik..tik’.” kata
Rahma.
e) “Pada
malam hari, dua hari yang lalu, terdengar suara ‘tok..tok’, seperti akan ada
orang yang bertamu.” Kata Ibu Sulis.
2. Tanda
petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
asing.
Contoh:
a) dress rehearsal
‘geladi bersih’
b) tadulako
‘panglima’
c) dead
line ‘batas waktu’
d) Corner
kick ‘tendangan pojok’
e) Drop
out ‘dikelurakan dari sekolah’
M.
Tanda
Garis Miring (/)
1. Tanda
garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan
takwin.
Contoh:
a) Jalan
Banyu Bening IV/2
b) No.
7/PK/2008
c) Tahun
ajaran 2012/2013
d) Beliau
dianugrahi gelar pahlawan pergerakan nasional dengan surat keputusan Presiden
Republik Indonesia dengan surat keputusan Presiden Republik Indonesia nomor
109/1964 tanggal 2 Mei 1964.
e) No
: 67/SD/V/2004
2. Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi
dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
a) Harga
Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
b) Harganya
Rp 1000,00/bungkus (harganya Rp 1000,00 tiap bungkus)
c) Kertas
itu harganya Rp 200,00/lembar
d) Pada
hari senin karyawan/karyawati upacara bersama.
e) Volume
kerucut = 1/3 π2t
Tanda garis miring
sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmatika dasar dalam
prosa. Gunakan tanda bagi .
Contoh: 10 2 = 5.
3. Tanda
garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
Contoh :
a) Kita
hanya mempunyai dua pilihan, kanan atau kiri saja.
b) Laki-laki
atau perempuan wajib mengerjakan tugas hari ini.
c) Putra
atau putri wajib mengikuti tes.
d) Bunga
mawar warna merah atau putih, itu sama saja.
e) Paham
atau tidak paham itu urusan saya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar